Rabu, 27 Oktober 2010

ANALISA KRITIS KESUSASTRAAN BIBEL

Sebagian besar orang mungkin berpikir bahwa masa hidup Yesus merupakan sebuah prosedur yang relative sederhana dan sangat gamblang . sekalipun mungkin memperkirakan waktu misi dan kenabian Yesus hingga paruh pertama Masehi ,penanggalan yang tepat selalu mustahil dilakukan ,misalnya : Matius 2:1 menyatakan bahwa Yesus dilahirkan selama pemerintahan raja Herodes ,sebagaimana sejarah mencatat bahwa satu-satunya Herodes yang bosan dengan gelar raja adalah Herodes yang Agung ,seorang budak Idumean(Edomite) dari Roma ,dan ia meninggal pada bulan April 4 tahun –SM* .



Matius pada awalnya membubuhi Tahun kelahiran Yesus pada 4 tahun SM ,namun demikian ,Lukas 2:1-7 menunjukkan bahwa Yesus dilahirkan dalam sensus ketika Quirinius adalah gubernur suriah selama masa itu, dengan mengikuti informasi ini,maka kelahiran Yesus seharusnya diganti menjadi tahun-tahun yang ditujukan oleh Matius.

Lukas 3:1 menyediakan informansi tambahan bagi penanggalan sejarah ,dengan mengklaim bahwa Yohanes sang pembaptis (Yahya) memulai kenabiannya pada tahun ke-15 dari pemerintahan Tiberius ,ketika Pontius Pilatus menjadi gubernur Yudaea. Pontius Pilatus adalah (pejabat)gurbernur Yudaea dari 26 hingga 36M ,dan Tibetius menggantikan Kaisar Agustus pada Tahun 14 M semua ini mengisyaratkan bahwa Yohanes memulai kenabiannya pada tahun 28 atau 29 Maehi,dan bahwa tidak lama setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes ,dan memulai kenabiannya sendiri.



Tahun berapapun yang mungkin merupakan masa hidup Yesus dimuka bumi ,orang Islam dan Kristen sepakat bahwa yesus menyampaikan Wahyu dari Allah kepada umat manusia .

sementara kaum Muslimin memandang wahyu ini bersifat verbal dan sesuai dengan wahyu-wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi lain,kaum Kristen cenderung melihat wahyu tersebut merupakan eksistensi actual dan sosok Yesus itu sendiri,namun demikian baik kaum muslim dan Kristen menegaskan bahwa Yesus menyampaikan pesan Injil atau “kabar gembira”.

Kaum Kristen secara khusus menyatakan bahwa wahyu yang berupa kabar gembira ini dipadatkan dalam empat Injil kanonik perjanjian baru ,sebaliknya muslim menyatakan bahwa wahyu yang asli ,Injil telah dirubah dan sebagian besar telah hilang ,ini mengarah pada analisis terhadap Injil Kanonik.



INJIL DALAM KONTEKS

Mungkin sangat mengejutkan bagi sebagian besar kaum Kristen jika menyadari bahwa tulisan-tulisan awal hanya sedikit memberi perhatian kepada kata-kata dan perbuatan –perbuatan Yesus . misalnya,surat-surat Paulus (Saul dari Tarsus ) hanya memberikan kiasan-kiasan sederhana mengenai Yesus dalam sejarah (historical Yesus ). Begitu sederhana ,dalam gereja Kristen awal yang menghasilkan literature Kristen pertama yang dipelihara ,yaitu aspek dari gereja awal yang biasanya diindetifikasi sebagai Paulus atau non Yahudi , Yesus dalam sejarah diindentikan dengan apa yang diyakini sebagai proses pengilhaman dan pewahyuan yang terus berjalan melalui Yesus yang konon “dibangkitkan-kembali” kenyataannya ,seluruh klaim paulus terhadap otoroitan apostolic (Rasuli) didasarkan pada penegasan yang membesar-besarkan diri-sendiri(galatia 11-12)



Dengan demikian ,Injil-injil yang diakui berkaitan dengan kehidupan sejarah ,dan perkataan-perkataan Yesus sebenarnya merupakan perkembangan yang relative belakangan dalam literature Kristen awal

Biasanya selalu dinyatakan oleh sarjana alkitabiah bahwa pada awalnya ,Injil-injil tersebut berupa seni sastra selama perempat terakhir abad masehi lebih jauh hingga kira-kira tahun 130 M ,salah seorang Bapa Rasuli yaitu Papias Uskup Hierapolis,belum benar-benar menyebut Injil sebagai nama selain itu,bahkan rujukannya adalah Markus ,yang dinisbahkan kepengarangannya pada seorang penerjemah Petrus ,salah seorang murid Yesus .penting dinyatakan bahwa rujukan oleh papias dengan menyatakan bahwa Markus tidak pernah bertemu dengan Yesus ,dan bukanlah pengikut Yesus ,lebih jauh Papias meyatakan bahwa ia lebih menyukai tradisi-tradisi lisan daripada injil-injil tertulis yang akrap dengannya .

bahkan setelah Injil-injil tersebut tidak sering dikutip sebagai teks otoritatif oleh para pendeta gereja awal .kenyataannya ,selama pertengahan abad ke-2 M ,kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus sebagaimana dicatat dalam pelbagai macam Injil Injil-injil tersebut jarang sekali dianggap teks-teks ototoritatif ,baru menjelang abad ke-2M,Injil-injil tersebut mulai memiliki peran sebagai kitab suci yang otoritatif dalam gereja-gereja Kristen awal. Namun ,tulisan Injil kemudian mulai mengambil bentuk seni sastra ,akhirnya mengarah Injil yang banyak.



Sementara hanya empat Injil yang akhirnya dimasukkan dalam kanon Perjanjian Baru ,lebih dari 40 (empat puluh ) injil yang disebut “apokrip” bisa diindefikasikan melalui rujukan-rujukan yang ditemukan dalam tulisan-tulisan para pendeta-pendeta awal atau melalui salinan-salinan yang masih ada.

Proses evolusioner yang menjadikan perjanjian baru seperti yang ada sekarang ini melampaui jarak lebih dari lima abad . ini dijelaskan pada awal abad ini .disini cukuplah dikatakan bahwa kanon terakhir perjanjian baru pada akhirnya hanya mencakup empat Injil ,yaitu Markus.Matius,Lukas dan Yohanes dengan mengorbankan banyak Injil “apokrip” lain yang dianggap sebagai Injil otoritatif dan skriptual oleh banyak gereja Kristen awal.dari keempat Injil ini tiga yang pertama memiliki beberapa kesamaan yang mengrh pada penunjukkan ketiganya sebagai Injil sinoptik,dan yang ketiganya untuk dianalisis sebagai kesatuan,sebaliknya Injil yohanes sering kali menggambatkan tradisi yang berbeda dalam gereja-gereja Kristen awal. Namun demikian ,adalah penting pada titik yang sangat menetukan bab ini-menjelaskan format-format kesusastraan ytang muncul di likungan Kristen awal sebelum munculnya Injil-Injil tersebut dan juga menjadi dasar bagi Injil-Injil Kanonik.



Injil dan Format-format Kesusastraan

Madzab kritisme al kitabiah luhur yang dikenal sebagai formgeschite,kritisme format ,telah berhasil mengindifikasikan setidaknya ada empat format sastra lisan dibalik penyusunan Injil .format-format kesusastraan ini ,yang di ikhtisarkan pada table dibawah ini ,diduga dihimpun dalam kumpulan-kumpulan tulisan yang inheren, bisa dianggap perkembangan awal format-format sastra lisan dan kemudian kemunculan bertahap pelbagai kumpulan karya individual dan kesatuan-kesatuan sastra tulis.

Format format kesusastraan yang mendasari Injil

A . manuskrip perjanjian lama atau kutipan-kutipan yang dirujuk pada Yesus

B . narasi-narasi puncaknya dalam ungkapan-ungkapan yang diudga berasal dari Yesus

C . narasi narasi terperinci ,utamanya yang terfokus pada mukjizat-mukjizat Yesus D . pelbagai tradisi narasi khusus



1. Pembaptisan Yesus oleh Yohanes sang pembaptis

2. Godaan yang ditujukan pada Yesus setan

3. transfigurasi yang diduga berasal dari Yesus

4. Kesaksian Petrus kepada identitas yang diduga berasal dari Yesus

5. Kasih yang diduga berasal dari Yesus,meskipun dihujahkan bahwa ini merupakan kreasi Markus dan sinonim kontruksi markus

ungkapan-ungkapan dan perumpamaan-perumpamaan yang di duga berasal dari Yesus.



Melalui analisis sebelumnya ,jelaslah bahwa setiap wahytu aktual yang diturunkan kepada Yesus menemukan ekspresi utamanya dalam format kesusastraan D. Format kesusastraan A jelasnya merupakan kreasi kesusastraan kelompok berbagai gereja “Kristen awal tertentu” yang dirancang untuk membenarkan teologi gerejanya yang berkembang kemudian dan memisahkan diri dari Yahudi .

Namun demikian format kesusastraan B dan C dan mungkin masih banyak karya yang ditemukan dalam format kesusastraan E ,dianggap berasal dari “hadist-hadist” Yesus(perbuatan dan perkataan ) baik yang asli maupun yang Asli.



Tipe pembedaan yang hati-hati dan cermat , dilakukan oleh Islam antara Al Qur’an dan Hadist .sama sekali diabaikan dalam pembentukan format-format kesusastraan Kristen awal yang berkenaan dengan Yesus ,sejauh wahyu actual itu dipertahankan ,dijalin begitu saja dengan “hadist” yang diduga berasal dari Yesus . lebih jauh ,sementara tradisi Islam secara hati-hati mempertahankan dua komponen yaitu isnad dan matan,dari setiap hadist Nabi Muhammad saw yang dianggap shahih,tradisi Kristen sepenuhnya gagal mencatat seriap isnad(penyampai /pembawa informasi),yakni mata rantai transmisi matan,dan karenanya gagal menyediakan sumber bagi hadist yang diduga berasal dari Yesus ini. Hal ini memunculkan upaya untuk memisahkan hadist Yesus yang autentik/asli dari yang palsu,yang sepeuhnya tergantung pada analisis terhadap muatan kisahnya . sumber ,Isnad dari Narasi tersebut sama sekali mangkir dalam hal ini.

Kumpulan-kumpulan tulisan ini lebih merupakan upaya-upaya Kesusastraan-kesusastraan yang primitive. Dalam format kesusastraan C dalam table diatas ,dicatat banyak sarjana alkitabiah meletakkan mukjizat-mukjizat atau tanda-tanda tertulis khusus sebagai sumber dibalik Injil-Injil Kanonik .sama halnya ,berkaitan dengan format kesusastraan D dalam tabel di atas ,para sarjana alkitabiah telah bergasil mengindetifikasi sumber” ungkapan-ungkapan “ tertulis yang dikenal sebagai Q, Q berarti Quelle(istilah jerman) yang diterjemahkan sebagai sumber.



Q pada awalnya didefinisikan sebagai materi yang umum bagi ,Matius dan Lukas ,sementara ia mangkir dari Markus,namum demikian ,penemuan arkeologis dari Injil Thomas di Nag Hammadi,mesir 1945,mengungkapkan bahwa definisi awal Q ini harus direvisi ,tentu saja ,Injil Thomas adalah salah satu Q dukumen terkait yang diselang-selingi dengan sisipan-sisipan dan perubahan-perubahan Gnostik . kenyataannya ,sekitar sepertiga dari ungkapan-ungkapan dalam Thomas memiliki kesamaan langsung dengan materi Q yang biasanya didefinisikan sebagai Matius dan Lukas,sementara ia mangkir dari Markus; materi yang ditemukan dalam Matius dan Thomas ,Lukas dan Thomas,atau Matius, Lukas dan Thomas ;baik yang ditemukan atau tidak dalam Markus.

Q dan sumber mukjizat



Setelah akhirnya mengindentifikasi dua sumber tertulis ,yaitu Q dan sumber mukjizat atau tanda-tanda yang ada dibalik Injil-Injil kanonik,adalah keniscayaan untuk menyadari bahwa dokumen-dokumen ini ,bahkan dalam dirinya sendiri,bukanlah kontruksi utuh . Pertama-tama semua itu merupakan kumpulan-kumpulan literer Kedua,para sarjana-alkitabiah modern telah mengidentifikasi tiga lapisan Q yang berbeda .lapisan pertama Q,yang diintifikasi sebagai Q1 ,kemudian dikumpulkan sebagai dukemen tertulis pada kira-kira tahun 50M,sebaliknya Q kemudian dirumuskan kita-kita abad 65M,dan Q3 kira-kira pada tahun 75 M.

Dalam memandang ini ,bisa diasumsikan bahwa banyak dari ungkapan yang dalam Q tidak mungkin dikaitkan secara langsung dengan Yesus . kita bisa menyatakan bahwa banyak dari ungkapan yang paling disukai dari apa yang disebut khotbah diatas bukit ini sudah eksis sebelum kenabian Yesus . Hipoteses ini dibuktikan oleh ungkapan-ungkapan yang ditemukan secara harfiah dalam apa yang disebui literature Yahudi “Pseudepigraphical “dan non kanonik dari abad kemudian dinisbahkan kepada Yesus .dalam hal ini ,testaments of twelve the patriach utamanya sangat kaya dengan kutipan-kutipan yang beberapa abad kemudian dinisbahkan kepada Yesus .



Misalnya bahan-bahan Q dalam Matius 5:3 memiliki banyak persamaan dengan perjanjian Benyamin 1:26-27,perjanjian Yehuda 4:31 ,dan perjanjian Gad 2:15 . sebagai contoh kedua ,kandungan Q dalam Matius 5:11-12 memiliki banyak persamaan dengan perjanjian levi 4:26 dan perjanjian Yosef 1:20-21,mengenai kutipan-kutipan dari perjanjian dua belas murid ini ,(bisa dilihat dalam buku Platt RH :thelost books of the bible and the Forgotton books of Eden ,new york publishing Co.dan dalam buku Brett JA

dengan mengizinkan dilakukannya perlbagai terjemahan dari satu bahasa kuno lainnya yang “nyaris harfiah” sebagian besar bisa diabaikan sebagai hal yang sekunder untuk proses terjemahan tersebut. Dengan demikian ,dalam pelbagai contoh dimana Q menempatkan kutipan-kutipan dari kitab-kitab Pseudepigraphical awal sabda Yesus ,kita harus menyimpulkan bahwasanya : Q keliru menisbahkan kutipan-kutipan ini kepada Yesus ; atau bahwa Yesus agak banyak mengutip dari tulisan-tulisan awal.

Analisis struktual atas injil-injil kanonik



Analisis struktual atas Injil kanonik paling awal ,Injil Markus ,menunjukan bahwa Markus menciptakan tambal sulam yang luas atas berbagai sumber mukjizar atau tanda,pelbagai macam kisah pengungkapan yang beredar,dan mungkin juga penggunaan Q.pengarang markus menyusun karya-katya individual dari sumber-sumber yang mungkin arbitrer dan kronologis,kenudian mengaitkannya dengan komentar-komentar editorialnya sendiri.dokumen yang dihasilkan mungkin bisa disebut protoMarkus.revisi kemudian oleh para redaktutr yang tak dikenal ,kemungkinan dirangkaikan dengan penambahan materi yang awalnya tidak dimasukan dalam proto –markus ,menghasilkan Injil markus yang dibubuhi tanggal sekitar 75 M agar bisa menentukan sumber kesejarahannya ,kita bisa telusuri kembali waktu kompilasi awal kitab Markus hingga kira-kira ke tahun 75 M ini



Matius secara khusus dipercaya sebagai Injil Kanonik kedua dan biasanya ditelusuri waktunya hingga kira-kira tahun 85 M .

Analisis atas Matius menunjukan bahwa ia disusun dengan cara tambal sulam dari Markus (atau nungkin proto Markus) Q,dan sumber sumber lisan maupun tulisan yang khas bagi matius mungkin disebut M .sama halnya ,analisis struktual atas Lukas menunjukan bahwa ia disusun dengan prosedur tambal sulam dari Markus(mungkin Proto markus) ,Q, dan sumber-sumber lisan ataupun tulisan yang khas bagi Lukas,yang disebut ,L, kompilasi Lukas sering kali ditelusuri waktu hingga kira-kira tahun 95M

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya ,Yohanes tidak memiliki keumuman-keumuman yang sama dengan yang ditemukan dalam Matius ,Markus , maupun Lukas,sejauh ini ,sumber-sumber sebelumnya yang digunakan oleh pengarang Yohanes masih diselimuti misteri . tentu saja ,pengarang yohanes merupakan Injil Kanonik terakhir yang ditulis ,mungkin sekitar tahun 110 M . sangat mungkin bahwa pengatang yohanes bergantung pada kesusastraan yang dikompilasi menjadi kumpulan-kumpulan tulisan ,utamanya mengenai mukjizat-mukjizat atau tanda –tanda yang mungkin juga menggunakan Injil-Injil sinoptik . lebih jauh meskipun tetap merupakan masa yang bisa ditelusuri ,mungkin ada gunanya mencatat bahwa Clementus dari Aleksandria ,yang menulis kira-kira pada tahun 190M ,secara khusus menyatakan bahwa pengarang Yohanes akrab dengan Injil-Injil sinoptik.ini mengisyaratkan bahwa Yohanes mungkin sebagian didasrkan pada Markus.



Bagaimanapun juga ,jelaslah bahwaq Yohanes merupakan sebuah kompilasi tambal sulam dari sumber-sumber sebelumnya. Lebih jauh ,kesaksian internal Yohanes Yohanes 21;24-25 dengan jelas mengindentifikasikan ”pengarang “ asli Yohanes dan “penyunting” kemudian yang mengharuskan bahwa Yohanes juga bisa dilihat sebagai sebuah komposisi berlapis,dengan Yohanes 21 digunakan sebagai apendiks kemudian bagi Injil tersebut dan Yohanes 1:1-18 digunakan sebagai prolog kemudia bagi Injil tersebut.

Namun demikian ,kisah mengenai Injil –Injil tersebut tidak berakhir dengan kompilasi-kompilasi awal mereka .mereka terus menerus melakukan revisi dan memberikan komentar –komentar editorial ,sebagaimana ditujukan oleh tambahan Markus kemudian 16:9-20 perubahan Lukas 3:21-22 tambahan terhadap apa yang disebut Doa Tuhan dalam Matius 6:13 revisi-revisi editorial terus menerus dibubuhi tanggal ,sebagai mana disaksikan oleh perubahan perubahan Injil-injil sinoptik melalui versi Raja James,versi standar yang direvisi,dan versi standar baru yang direvisi.



Terdapat banyak versi kuno perjanjian baru yang tidak satupun bisa disebut orisinal. Tanpa memasuki pembahasan teknis yang berlebihan ,cukuplah ditegaskan bahwa ada pelbagai macam versi Yunani (koine) versi suriah,versi koptik,versi latin. Sekalippun perjanjian baru dipercaya mulanya ditulis dalam bahasa Yunani koine,tidaklah terlalu cepat menyatakan bahwa versi-versi lain yang tersedia. Dalam hal ini diriwayatkan bahwa salah satu versi Suriah,yaitu suriah Sinaitik,ditelusuri kembali hingga abad ke -4 M,dan sebagian besar bertanggal sebelum versi-versi Yunani ditulis ,dengan demikian ,versi-versi non-yunani ini bisa memiliki kesaksian yang penting atas masukan-masukan dan sisipan-sisipan kemudian dalam versi-versi Yunani.

Harus dicatat bahwa Suriah Sinaitik tidak memasukan kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus sebagaimana dicatat dalam Matius 16:17-20 yang menunjukan bahwa ayat-ayat ini tidak menunjukkan bahwa ayat-ayat ini tidak dimasukkan dalam manuskripkuno yang kemudian disalin menjadi Suriah Sinaitik,dan mengisyaratkan bahwa ayat-ayat ini merupakan tambahan-tambahan yang dibubuhkan kemudian.

Kesimpulan



Analisis struktual atas empat Injil kanonik secara jelas menunjukan bahwa tidak ada satupun yang berupa dukomen tunggal dan utuh .keempatnya merupakan kompilasi tambal sulam dari sumber-sumbet sebelumnya ,setidaknya dari satu ,yaitu Q,yang merupakan komposisi berlapis dalam dirinya sendiri . lebih jauh ,keempat Injil kanonik tersebut mengalami proses pelapisan dan atau revisi editorial. Sumber aktual keempat Injil kanonik tersebut secara dramatis menolak setiap klaim bahwa keempatnya merupakan wahyu yang diturunkan dari Allah kepada yesus ,meskipun sebagian dari wahyu yang diturunkan kepada Yesus .meskipun sebagian wahyu yang aktual mungkin dipelihara dalam berbagai serpihan dalam bagian keempat Injil ini,tetapi sumber sebenarnya keempat Injil itu tidak diketahui .namun demikian ,bagian terbesar dari Injil-Injil tersebut jelas terdiri dari “perkataan dan perbuatan ” dan wahyu ,dan tak memberikan sumber berita/pendengar/saksi mata,yaitu mata rantai transmisi (berita) ,bagi perbuatan dan perkataan yang dicatat dan dinisbahkan kepada Yesus tersebut.

Oleh karenanya masing-masing kasus ,sumber “perkataan dan perbuatan” yang dinisbahkan kepada Yesus itu pada dasarnya tidak ada. Dengan demikian ,tugas untuk memisahkan “perkataan dan perbuatan autentik dari perbuatan dan perkataan buatan menjadi sangat rumit ,dan tugas ini sepenuhnya pada analisis pada kisah tersebut . lebih jauh lagi ,dalam banyak hal bisa ditunjukan bahwa bisa ditunjukan bahwa ungkapan-ungkapan yang di nisbahkan kepada yesus sebenarnya telah eksis dalam bentuk tertulis dalam literature pseudepigraphical Yahudi sebelum jaman Yesus.



Akhirnya ,perlu dicatat bahwa injil-injil Kanonik bahkan belum eksis dalam bentuk-bentuk gabungan awal; mereka sekitar 40-70 tahun setelah kenabian Yesus. Setelah itu keempatnya tetap muncul dalam versi-versi variasi ,dengan membiarkan sumber dari kitab-kitab itu sendiri- untuk tidak menyebutkan wahyu Yesus-dalam kondisi yang sangat terfragmentasi dan terpotong-potong.





Dikutip dari buku Salib di bulan sabit.



*)Jerald F. Dirks meraih gelar B.A. dan M.Div dari Harvard University , gelar M.A. dan Psy.D. dari University of Denver , Ia sebelumnya adalah pendeta yang dinobatkan di United Methodist Church , dan kemudian telah menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim selama sembilan tahun. Setelah pensiun dari praktik psikologi klinis,



Jerald F dirk (2001) the cross and the crescent Duncan GB (1971) Cronology,in laymont CM(1971b) Baird W(1971) The Gospel according to Luke in Laymont CM (1971b) Schonfield HJ (1967) Readers’A to Z bible company. New York ,new Amirican library Josephus F( 1988) Jewish Antiquities in majer PL(trans): josephus :the essential Writing .A Condesation of jewish Antiqueties and the jewish war .grand Rapids ,Kregel publication Asimov I (1969)asimov’s Guide to the bible Leon-Dufour X (1983) Dictionaty of the new Testament .San Fransisco ,Harper Row Davies JN (1929a)Mark.dalam EIselen FC,lewis E,Downey DG(1929) Moffatt J(1929)the formation of the New testament in eiselent FC ,Lewis E,downey DG (1929) Sunberg AC(1971)the making of the new Testament canon,in Laymont CM (1971) Phirego LP (1971) the gospel Acording to mark in Laymont CM Mack BL(1996)who wrote the new testament ? making of the Christian Myth .san fansisco ,Harper Nineham DE(1973) saint mark.baltimore,penguin books Kee HC(1973)The gospel according to Mattew.in laymont CM(1971) Fenton JC(1973)Saint Mattew Baltimore,penguin books Shepherd MH(1971)the gospel acording to John in Laymont CM Filson FV(1971) the litarty relations among the gospel in Laymont CM(1971b) Wilson RM (1971) Robinson JM (1971a) Kerygma and the history in the New Testament Robinson JM (1971b) Logoi Sophon :On The Gattung of Q dalam Robinsom JM Koester H (1971a) Gnomai Diaphoroi:the origin and nature of diversification in the history of early Christianity. Burch EW (1929) the structure of the synoptic gospel tradition :times and synoptic gospel in eiselen FC ,Lewis E,Downey DG (1929) Koester H(1971b)One Jesus and four primitive gospel